Setelah beberapa tahun menjalani bisnis ini, beliau merasakan kecocokan dengan bisnis yang sedang dirintisnya ini, setelah 4 tahun menjalankan bisnis ini, beliau merasakan semakin hari keuntungan yang beliau dapatkan semakin tinggi.
Beliau yang disebutkan di atas memiliki data diri sbg berikut:
Nama : tri mai yanti
Usia : 39 tahun
Ttl : muara lakitan, 3 mei 1972
Alamat : jl. Almuhajirin 20. Rt, 11. No, 30. Lingkar timur bengkulu.
Bisnis yang di sebutkan diatas adalah “PEDAGANG SAYUR KELILING”, sesuai dengan tugas observasi yang telah dijalankan beberapa hari yang lalu, yaitu observasi pedagang sayur keliling di pasar subuh yang berlokasi di pasar panorama, sehingga menghasilkan data – data mengenai bisnis yang dijalankan oleh ibu yanti.
Hal yang menjadi pokok pembahasan yaitu pasar subuh, tapi pasar subuh erat kaitannya dengan pedagang sayur keliling, karna target market terbesar dari pedagang pasar subuh yaitu pedagang sayur keliling.
Bisnis ini bermula pada tahun 2007 pada saat suami nya berhenti kerja dari sebuah usaha pembuatan pakaian. Sehingga menuntut ibu yanti untuk bekerja lebih keras, untuk membiayai kedua anak yang sedang menempuh pendidikan di bangku perkuliahan. Oleh karna itu membuat ibu yanti serta suami nya memutar otak untuk mencari uang dengan jalan lain, tapi tidak melupakan konteks uang yang halal, sehingga munculah ide untuk berdagang sayur keliling.
Dengan bermodalkan Rp.300.000 beliau memulai usaha nya ini. keuntungan yang didapat pun tidak menentu. Pada tahun – tahun pertama dijalankan dengan keuntungan antara Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000. hal ini di pengaruhi tanggal. Pada awal bulan lebih besar keuntungan, tapi di akhir bulan terkadang lebih kecil bahkan tidak mendapatkan untung sama sekali.
Hal yang rutin dijalankan ibu yanti yaitu :
1. Ke pasar pada pukul 03.00 wib
Gambar 1. Pada saat beliau bersiap hendak pergi ke pasar
2. Berbelanja barang – barang
Gambar 2. Pada saat berbelanja pada pukul 03.15 – 06.00 wib
3. Setelah berbelanja
Gambar 3. Setelah selesai berbelanja pada pukul 06.00 wib
4. Persiapan keberangkatan menuju rumah konsumen
Gambar 4. Keberangkatan dari pasar pada pukul 06.15
5. Kembali kerumah
Gambar 5. Setelah selesai berdagang sayur pada pukul 09.30 wib
Inilah susunan kegiatan yang rutin dijalankan ibu yanti setiap harinya, banyak hal yang dialami oleh ibu yanti yang menjadi hambatan dalam berdagang yaitu :
1. faktor cuaca pada saat dini hari yang sering hujan
faktor cuaca ini sering berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ibu yanti, karna faktor usia menyebabkan ibu yanti rentan terserang penyakit.
2. konsumen yang sering berhutang
konsumen sering berhutang pada akhir bulan yang disebabkan karna kondisi keuangan yang minim sehingga sering berhutang pada ibu yanti, konsumen yang berhutang menyebabkan kondisi modal ibu yanti pun terus menurun. Kondisi modal yang terus menurun berpengaruh terhadap pendapatan per hari dari ibu yanti.
3. Tidak aman bagi seorang ibu untuk keluar rumah pada saat dini hari
Seorang wanita tidak sepantas nya berada diluar rumah pada saat dini hari, apalagi pada saat ini sedang marak kasus perampokan pedagang sayur.
4. Pria hidung belang
Pria hidung belang disini adalah para pria pedagang sayur, yang menganggap kalau wanita yang keluar dini hari adalah perempuan yang tidak baik, atau janda – janda kesepian.
5. Pencurian barang dagangan
Barang dagangan yang telah dikumpulkan sejak pukul 03.15 wib, sering terjadi pencurian. Karna kondisi parkiran yang terlalu padat menyebabkan petugas parkir tidak dapat menjaga barang belanjaan yang telah dibeli ibu yanti.
Satu hal lagi yang menjadi hambatan oleh ibu yanti yaitu program pemerintah untuk membuat kondisi pasar menjadi lebih nyaman bagi pedagang pasar subuh. Program pemerintah ini menyebabkan pedagang pasar subuh berubah – ubah tempat berdagang, yang juga berdampak pada ibu yanti yang membuat pembelian barang – barang jadi lebih lam karna kondisi yang tidak teratur.
Selain beberapa hambatan diatas, didapatkan pula data dari ibu yanti yaitu : mengenai sumber barang dagangan beliau, semua nya dari pedagang sayur di pasar subuh, bukan dari hasil panen pribadi.
Dan juga sistem dagang yang di gunakan ibu yanti sudah modern, terbukti dengan gambar – gambar diatas, bahwa beliau menggunakan alat transportasi sepeda motor untuk memperlancar usahanya. Dengan menggunakan sepeda motor, diharapkan mampu memperoleh keuntungan lebih besar, karna jika menggunakan sepeda motor akan mampu menjangkau jarak yang lebih jauh jika di bandingkan berdagang sayur keliling dengan berjalan kaki.
Sistem penjualan pun “door to door”, yaitu dari pintu ke pintu. Sesuai dengan target penjualan, setelah modal telah kembali dan sudah mendapatkan untung walaupun tidak seberapa, tetapi barang yang tersisa dari penjualan dipastikan semua nya adalah keuntungan, atau dalam perusahaan biasa di sebut asset.
Hal yang menjadi pertimbangan dalam berdagang sayur keliling yaitu pemanfaatan sisa barang dagangan yang tidak habis terjual. Seperti hal nya lauk pauk yaitu: ikan, ayam, dll. Barang – barang tersebut tidak dapat dijual kembali keesokkan harinya, karna kondisi kesegaran barang tersebut sudah turun, sehingga akan berdampak pada minat pembeli yang tidak tertarik untuk membelinya.
Oh iya,.. ada satu hal lagi yang belum di sampaikan, yaitu daerah yang menjadi lokasi berdagang ibu yanti sehari - hari adalah :
1. Perumnas lingkar barat
2. Perumnas pepabri
3. Hibrida raya
4. Perumnas panorama
5. Muhajirin real estate
Dengan lokasi tersebut, rutin barang dagangan ibu yanti habis terjual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar